Berawal dari melihat korban letusan gunung berapi di
Yogyakarta. Anak-anak dipengungsian tidak ada yang memiliki buku dan alat-alat
tulis karena terbawa lahar. Saat di pengungsian anak-anak tersebut tidak
melakukan kegiatan apapun.
Dari melihat kondisi yang ada, maka mahasiswa UGM yaitu
Taufik, Prih dan Marisa beinsiatif untuk membawa buku-buku ke pengungsian dan
membuat perpustakaan kecil agar anak-anak bisa membaca. Terbentulah komunitas ini
pada tanggal 12 Maret 2011 di Yogyakarta.
Visi komunitas ini adalah meningkatkan minat baca anak.
Karena saat ini minat baca anak-anak sangat rendah, rata-rata mereka lebih
senang bermain gadget. “Kita ingin memotivasi anak-anak untuk giat membaca,”
kata Isni Oktaviani, humas Komunitas Jendela Jakarta saat ditemui
infonitas.com.
Kita memiliki program satu bulan satu buku. Anak-anak yang
ada diperpustakaan harus membaca minimal satu buku selama sebulan. Setelah
membaca, adik-adik berkewajiban menceritakan kembali isi buku tersebut ke kakak
relawan. “Bagi yang membaca buku paling banyak akan mendapat hadiah seperti one
day one trip jalan-jalan ke museum,” ungkapnya.
Karena pendirinya telah lulus kuliah dan banyak yang merantau,
maka tercetuslah untuk membuat Komunitas Jendela di wilayah rantauan. Saat ini,
komunitas jendela tersebar di 11 Kota di Indonesia yaitu, Jakarta, Bandung,
Malang, Medan, Yogyakarta, Bengkalis, Bangka Belitung, Atambua, Jember,
Magelang dan Semarang.
Untuk komunitas Jendela di Jakarta memiliki tiga tempat, “Pusatnya
ada di Manggarai, RPTRA Sungai Bambu, dan Serpong. Disetiap perpustakaan
biasanya diisi oleh 30 sampai 50 anak-anak. Untuk relawan di Jakarta yang sudah
terdata dalam data base sebanyak 300 relawan,” ungkapnya saat ditemui
infonitas.com dilokasi (12/2/2017).
Dia melanjutkan, untuk di Manggarai kegiatan diadakan setiap
Sabtu dan Minggu serta hari biasa di isi oleh pengajian anak-anak. Untuk di
RPTRA Sungai Bambu dan Serpong kegiatan dilakukan minggu pagi. Anak-anak yang
mengikuti komunitas jendela biasanya dari umur 3 tahun sampai 15 tahun.
Setiap perayaan terbentuknya Komunitas Jendela selalu mengadakan
acara, yang terakhir diadakan Festival Bocah Cilik. Acara diadakan di Taman
Lalu Lintas Bumi Perkemahan Cibubur. Ada lomba membuat layang-layang, lomba
mewarnai, mendongeng dan membentuk puzzle. Kita juga mengundang komunitas lain
untuk mengisi acara.
“Untuk yang ingin bergabung menjadi relawan bisa langsung
daftar di website komunitasjendela.org atau lewat twitter @jendelajakarta atau
bisa juga dilihat di instagram @inijendela. Boleh juga langsung dateng ke
basecamp pusat kita di Manggarai,” katanya.
Buku yang ada diperpustakaan berasal dari sumbangan
masyarakat. “Kita membuka untuk siapa saja yang ingin menyumbangkan, buku,
peralatan tulis menulis atau dalam bentuk dana. Untuk operasional perpustakaan
biasanya kita mendapat donasi dari masyarakat maupun relawan komunitas
jendela,” ungkapnya.
Harapan kedepannya, visi misi komunitas jendela selalu
sampai kepada masyarakat. Komunitas ini semakin hadir di pelosok-pelosok
Indonesia dan menjangkau adanya perpustakaan Komunitas Jendela.http://infonitas.com/sunter-ancol/komunitas/komitmen-komunitas-jendela/36389
Tidak ada komentar:
Posting Komentar