Minggu, 12 Februari 2017

Komunitas Jendela: Ingin Meningkatkan Minat Baca Anak


Berawal dari melihat korban letusan gunung berapi di Yogyakarta. Anak-anak dipengungsian tidak ada yang memiliki buku dan alat-alat tulis karena terbawa lahar. Saat di pengungsian anak-anak tersebut tidak melakukan kegiatan apapun.

Dari melihat kondisi yang ada, maka mahasiswa UGM yaitu Taufik, Prih dan Marisa beinsiatif untuk membawa buku-buku ke pengungsian dan membuat perpustakaan kecil agar anak-anak bisa membaca. Terbentulah komunitas ini pada tanggal 12 Maret 2011 di Yogyakarta.

Visi komunitas ini adalah meningkatkan minat baca anak. Karena saat ini minat baca anak-anak sangat rendah, rata-rata mereka lebih senang bermain gadget. “Kita ingin memotivasi anak-anak untuk giat membaca,” kata Isni Oktaviani, humas Komunitas Jendela Jakarta saat ditemui infonitas.com.

Kita memiliki program satu bulan satu buku. Anak-anak yang ada diperpustakaan harus membaca minimal satu buku selama sebulan. Setelah membaca, adik-adik berkewajiban menceritakan kembali isi buku tersebut ke kakak relawan. “Bagi yang membaca buku paling banyak akan mendapat hadiah seperti one day one trip jalan-jalan ke museum,” ungkapnya.

Karena pendirinya telah lulus kuliah dan banyak yang merantau, maka tercetuslah untuk membuat Komunitas Jendela di wilayah rantauan. Saat ini, komunitas jendela tersebar di 11 Kota di Indonesia yaitu, Jakarta, Bandung, Malang, Medan, Yogyakarta, Bengkalis, Bangka Belitung, Atambua, Jember, Magelang dan Semarang.

Untuk komunitas Jendela di Jakarta memiliki tiga tempat, “Pusatnya ada di Manggarai, RPTRA Sungai Bambu, dan Serpong. Disetiap perpustakaan biasanya diisi oleh 30 sampai 50 anak-anak. Untuk relawan di Jakarta yang sudah terdata dalam data base sebanyak 300 relawan,” ungkapnya saat ditemui infonitas.com dilokasi (12/2/2017).

Dia melanjutkan, untuk di Manggarai kegiatan diadakan setiap Sabtu dan Minggu serta hari biasa di isi oleh pengajian anak-anak. Untuk di RPTRA Sungai Bambu dan Serpong kegiatan dilakukan minggu pagi. Anak-anak yang mengikuti komunitas jendela biasanya dari umur 3 tahun sampai 15 tahun.

Setiap perayaan terbentuknya Komunitas Jendela selalu mengadakan acara, yang terakhir diadakan Festival Bocah Cilik. Acara diadakan di Taman Lalu Lintas Bumi Perkemahan Cibubur. Ada lomba membuat layang-layang, lomba mewarnai, mendongeng dan membentuk puzzle. Kita juga mengundang komunitas lain untuk mengisi acara.

“Untuk yang ingin bergabung menjadi relawan bisa langsung daftar di website komunitasjendela.org atau lewat twitter @jendelajakarta atau bisa juga dilihat di instagram @inijendela. Boleh juga langsung dateng ke basecamp pusat kita di Manggarai,” katanya.

Buku yang ada diperpustakaan berasal dari sumbangan masyarakat. “Kita membuka untuk siapa saja yang ingin menyumbangkan, buku, peralatan tulis menulis atau dalam bentuk dana. Untuk operasional perpustakaan biasanya kita mendapat donasi dari masyarakat maupun relawan komunitas jendela,” ungkapnya.
Harapan kedepannya, visi misi komunitas jendela selalu sampai kepada masyarakat. Komunitas ini semakin hadir di pelosok-pelosok Indonesia dan menjangkau adanya perpustakaan Komunitas Jendela.

http://infonitas.com/sunter-ancol/komunitas/komitmen-komunitas-jendela/36389




Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Liburan Sehari ke The Lodge Maribaya dan Farm House Bandung

Bandung, kota yang setiap akhir pekan selalu ramai dipadati penduduk Jakarta. Kalau kalian ke Bandung akhir pekan, pasti kalian akan meliha...